Berikutmanfaat sepatu safety : 1. Melindungi Dari Benda Tajam. Bagi karyawan yang bekerja di lapangan atau luar ruangan sepatu safety merupakan salah satu alat pelindung diri yang wajib dipakai oleh pekerja yang kemungkinan dapat terkena besi tajam, serpihan kaca yang dapat membahayakan kaki. 2. Mencegah Kecelakaan Kerja Yang Fatal
pajananbenzene pada pekerja industri sepatu kulit di PIK Pulogadung. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis risiko kesehatan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 52 pekerja memiliki nilai RQ > 1 untuk efek pajanan realtime dan sebanyak 37 pekerja memiliki nilai RQ > 1 untuk efek pajanan lifetime. Selain itu didapatkan hasil bahwa semua pekerja disana memiliki
Berdasarkanstudi epidemiologi menyebutkan hubungan antara pajanan benzene dan leukemia yang dilakukan pada 28.500 pekerja di industri sepatu menunjukkan insiden tahunan leukemia sebanyak 13 dari 100.000 yang lebih besar dibandingkan dengan kejadian pada populasi umunya yang hanya sebanyak 6 dari 100.000.
Tuliskanpekerja dalam industri sepatu - 40340164 indraprastaputra10 indraprastaputra10 14.04.2021 IPS Sekolah Dasar terjawab Tuliskan pekerja dalam industri sepatu 2 Lihat jawaban Iklan Iklan
Adapuncontoh beberapa profesi Job pekerjaan di dalam pabrik industri bisa di kategorikan seperti sebagai berikut : 1) Produksi. Bagian Produksi yaitu Mengerjakan Job pekerjaan yang berhubungan langsung dengan produk.
Pekerjakapital dan mesin industri. Tidak hanya berperan menjadi alat pelindung kaki sepatu safety pun memudahkan pekerja waktu berjalan ditambah lagi. Jika Prelovers adalah salah satunya pekerja lapangan di industri atau pabrik-pabrik sepatu safety adalah salah satunya atribut harus yang perlu dipunyai tentunya sebab sepatu ini termasuk juga dalam personal protective equitment. Pada kondisi prekariat prekaritas yang. Kesamaan pada kedua gambar adalah adanya pekerja.
Denganbekerja sama dengan para ahli dan dengan melakukan pengujian yang ekstensif, Bata merupakan pencetus model dalam industri apabila berkaitan dengan teknologi. Semua sepatu keselamatan kerja mendukung dan melindungi anda selama anda bekerja. Bata telah maju selangkah. Hasilnya: sepatu kerja yang menawarkan dukungan terbaik berkat kesempurnaannya.
Siapasaja yang bekerja di pabrik sepatu? Apakah ada pekerja yang sama pada kedua pabrik tersebut? Tuliskan pendapatmu pada kotak berik. Jawaban: Pada gambar kedua terlihat sebagian besar buruh yang bekerja pada pabrik sepatu adalah perempuan. Namun, di sana juga terlihat ada pekerja laki-laki. Pada gambar pertama terlihat bahwa pekerja di pabrik ban didominasi oleh laki-laki.
Sebutkanpekerja dalam industri sepatu! Identifikasi beban kerja melalui penerapan fisiologis kerja pada pekerja sentra industri sepatu. Penggunaan lem pada industri sepatu kemungkinan memberikan dampak kesehatan terhadap pekerja karena lem biasanya mengandung bahan berbahaya, seperti benzena .
Industrisepatu sektor informal merupakan salah satu usaha berskala kecil yang memainkan peran penting dalam menciptakan lapangan kerja. Karena industri sepatu ini memproduksi barang yang dibutuhkan orang lain. Namun, keberhasilan pekerja industri pembuatan sepatu untuk mempertahankan eksistensi
Siapasaja yang bekerja di pabrik sepatu? Ada siswa yang suka berolah raga, ada siswa yang suka menari, ada siswa yang suka sains, ada siswa yang suka menggambar, ada anak yang suka membaca, dan masih banyak lagi. Setiap siswa juga mempunyai karakter yang berbeda.
Padakesempatan kali ini membuat artikel mengenai Distribusi Adalah: Pengertian, Menurut Para Ahli, Fungsi, Tujuan, Macam, Contoh, Manfaat, Tugas, yuk disimak ulasannya dibawah ini: Pengertian Distribusi Secara umum, []
Seraptenaga kerja massal, pemerintah pacu industri sepatu dan tekstil dalam menjalankan pelayanan publik, bpipi mengedepankan kualitas pelayanan yang berorientasi pada masyarakat, khususnya dalam memfasilitasi ikm persepatuan di indonesia. Tuliskan pendapatmu pada kotak berikut.
observasidan wawancara. Jumlah informan dalam penelitian ini yaitu 7 orang yang terdiri dari 1 orang pemilik home industry dan 6 pekerja disetiap bagian pembuatan sepatu. Hasil: hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 6 proses dalam pembuatan sepatu yaitu pembuatan pola, pemotongan pola, pelapisan kain, pemasangan outshole, pemberian
SebutkanPekerja Dalam Industri Sepatu. Pada industri kecantikan, biasanya bisnis yang ada adalah seperti spa, salon kecantikan (meliputi perawatan rambut, kuku, hingga makeup), dan dermatologi. Dengan bekal keterampilan dan tekad, mereka kemudian mulai. BKPM Minat Usaha Mikro Tetap Juara di Masa Pandemi from www.beritasatu.com
F9XwY. - Siapa saja yang bekerja di pabrik ban? Siapa saja yang bekerja di pabrik sepatu? Apakah ada pekerja yang sama pada kedua pabrik tersebut? Pertanyaan tersebut di atas merupakan materi Tema 8 Kelas 4 SD/MI, Pembelajaran 4 Subtema 2, halaman 98. Subtema 2 berjudul Keunikan Daerah Tempat Tinggalku, bagian dari Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2017. Berikut kunci jawaban Tema 8 Kelas 4 halaman 98 1. Siapa saja yang bekerja di pabrik ban? Siapa saja yang bekerja di pabrik sepatu? Apakah ada pekerja yang sama pada kedua pabrik tersebut? Tuliskan pendapatmu pada kotak berikut. Jawaban Pada gambar kedua terlihat sebagian besar buruh yang bekerja pada pabrik sepatu adalah perempuan. Namun, di sana juga terlihat ada pekerja laki-laki. Pada gambar pertama terlihat bahwa pekerja di pabrik ban didominasi oleh laki-laki. Kesamaan pada kedua gambar adalah adanya pekerja lakilaki pada kedua pabrik tersebut. Di suatu tempat kerja seringkali kita jumpai banyak pekerja dengan berbagai spesialisasinya, sebagai contoh di rumah sakit. Di rumah sakit ada dokter, perawat, ahli gizi, satpam, sopir, dan juru masak. Demikian juga spesialisasi pekerjaan di sekolah. Di sekolah ada pekerja sebagai guru, petugas perpustakaan, satpam, dan tukang kebun, atau orang yang membersihkan sekolah. Pekerja dan pekerjaan pada suatu tempat kerja tentu beragam. Bukan hanya pekerja dan pekerjaan, siswa di sebuah sekolah tentu juga beragam. Ada siswa yang suka berolah raga, ada siswa yang suka menari, ada siswa yang suka sains, ada siswa yang suka menggambar, ada anak yang suka membaca, dan masih banyak lagi. Setiap siswa juga mempunyai karakter yang berbeda. Ada anak yang pemalu, ada anak yang pendiam, ada anak yang berani, dan masih banyak lagi. Keragaman siswa pada suatu sekolah hendaknya disikapi secara positif. 2. Adakah di sekitar tempat tinggalmu industri penghasil benda atau barang? Pertanyaan tersebut di atas merupakan materi Tema 8 Kelas 4 SD/MI, Pembelajaran 4 Subtema 2, halaman 98. Subtema 2 berjudul Keunikan Daerah Tempat Tinggalku, bagian dari Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2017. Berikut kunci jawaban Tema 8 Kelas 4 halaman 98 2. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi. Barang hasil industri memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Adakah di sekitar tempat tinggalmu industri penghasil benda atau barang? Jika ada, sebutkan nama industri yang dijalankan. Siapa saja pekerja dan pekerjaannya. Tuliskan pada kotak berikut. Jawaban Di daerah tempat tinggalku terdapat PT. Kencana Tiara Gemilang sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan plastik dimana perusahaan mengelola plastik dari biji plastik menjadi plastik lembaran maupun plastik shopping bag. Pekerja di sana terdiri dari tim produksi tim extruder, tim printing, tim paling dan tim Quality Control. Di suatu tempat kerja seringkali kita jumpai banyak pekerja dengan berbagai spesialisasinya, sebagai contoh di rumah sakit. Di rumah sakit ada dokter, perawat, ahli gizi, satpam, sopir, dan juru masak. Demikian juga spesialisasi pekerjaan di sekolah. Di sekolah ada pekerja sebagai guru, petugas perpustakaan, satpam, dan tukang kebun, atau orang yang membersihkan sekolah. Pekerja dan pekerjaan pada suatu tempat kerja tentu beragam. Bukan hanya pekerja dan pekerjaan, siswa di sebuah sekolah tentu juga beragam. Ada siswa yang suka berolah raga, ada siswa yang suka menari, ada siswa yang suka sains, ada siswa yang suka menggambar, ada anak yang suka membaca, dan masih banyak lagi. Setiap siswa juga mempunyai karakter yang berbeda. Ada anak yang pemalu, ada anak yang pendiam, ada anak yang berani, dan masih banyak lagi. Keragaman siswa pada suatu sekolah hendaknya disikapi secara positif.
Jakarta - Ombudsman Republik Indonesia ORI menekankan badai pemutusan hubungan kerja PHK benar-benar sedang terjadi Indonesia. Pihaknya telah menerima berbagai pengaduan atau laporan dari berbagai Ombudsman RI Robert Na Endi Jaweng mengatakan PHK masif terjadi di sektor berorientasi ekspor seperti industri garmen, tekstil dan produk tekstil TPT, serta alas kaki dan sepatu."Kita mendapatkan fakta bahwa sudah sejak awal tahun ini proses dan kejadian terkait PHK itu terjadi. Kami kebetulan dalam beberapa waktu terakhir berkomunikasi dengan berbagai pihak," kata Robert dalam konferensi pers virtual, Kamis 1/12/2022. Berikut 3 faktanya1. Pekerja Pabrik Sepatu Sudah Kena PHKBerdasarkan informasi dari Asosiasi Persepatuan Indonesia Aprisindo, Ombudsman menyebut sudah pekerja di sektor itu yang kena PHK. Sejak pandemi COVID-19 sampai saat ini, ratusan ribu pekerja juga terdampak pengurangan jam kerja."Informasinya ada sekitar pekerja yang bekerja di industri sepatu yang berorientasi ekspor yang hari ini sudah di-PHK. Kemudian ada ratusan ribu lagi para pekerja domestik yang memang belum dibilang PHK tapi mereka sudah mulai dirumahkan, tidak diperpanjang masa kerja atau kontraknya, atau terkena pengurangan jam kerja," bebernya."Yang tadinya mungkin rata-rata 40 jam per minggu, kemudian berkurang sekitar 25% atau 30 jam kerja saja yang akhirnya itu tentu akan berimplikasi pada upah yang mereka terima," Ada Pekerja Kena PHK Sepanjang 2022Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, sepanjang Januari-Oktober 2022 year to date sudah pekerja yang terkena PHK. Simak Video "Waduh! Kantor Akuntan Publik di AS PHK Ribuan Karyawannya" [GambasVideo 20detik]
Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu gunung di workshop sepatu Mokzhaware di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Senin 7/6/2021. CNBC Indonesia/ Tri Susilo Bahan yang digunakan terbuat dari bahan baku kulit Nubuck. Dalam sehari pabrik ini bisa memproduksi 50 pasang sepatu. CNBC Indonesia/ Tri Susilo Bahan yang digunakan terbuat dari bahan baku kulit Nubuck. CNBC Indonesia/ Tri Susilo Dalam sehari pabrik ini bisa memproduksi 50 pasang sepatu. CNBC Indonesia/ Tri Susilo Usmar Ismail 42 mendirikan sebuah brand lokal di bidang fashion sepatu sekitar tahun 2016 lalu. CNBC Indonesia/ Tri Susilo Usmar mengatakan, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan para pengusaha untuk bisa bertahan di tengah pandemi covid-19, yang pertama adalah terus melakukan inovasi dan tanggap terhadap kebutuhan market online. Kedua, pengusaha harus mengetahui dan menguasai nilai keunikan dari produk yang dikeluarkan. Jika hal itu sudah menyatu dengan konsumen, otomatis hal ini menjadi identitas dari brand yang dikembangkan. Dan terakhir, penjual harus cekatan dalam menangani keluhan dari para pelanggan. Hal ini akan memiliki nilai baik untuk meningkatkan loyalitas terhadap suatu produk. CNBC Indonesia/ Tri Susilo Saat ini, usahanya terus berkembang dan membuatnya merekrut banyak pegawai. CNBC Indonesia/ Tri Susilo Saat ini jumlah pegawainya sudah lebih dari 30 orang. Sebelumnya, Asosiasi Persepatuan Indonesia Aprisindo mendata peredaran alas kaki di pasar ritel berada di posisi 50%-75% menuju kondisi prapandemi Covid-19. Namun, utilisasi industri alas kaki nasional masih berada di bawah level 40%. CNBC Indonesia/ Tri Susilo
INFO GSBI – Jakarta. Industri sepatu di Indonesia mulai berkembang dengan kedatangan modal asing. Pada 1940-an, perusahaan sepatu asal Ceko bernama Bata membuka pabriknya di Jakarta. Pabrik sepatu Bata hingga saat ini masih beroperasi, Bata memproduksi beragam sepatu; sepatu kulit, sepatu harian, dan sepatu olah raga. Batapun memproduksi beragam merek Bata, Marie, Claire, Power, Bubblegum-mers, and Weinbrenner. Akhir 1970-an pemerintah Indonesia mengintegrasikan diri pada ekonomi global. Pada 1982 pemerintah Indonesia mengadopsi strategi industri berorientasi ekspor, setelah merosotnya pendapatan dari sektor minyak. Sejak itu, banyak perusahaan asing di sektor padat karya yang membuka pabrik, seperti pabrik sepatu dan pakaian. Faktor lain yang berpengaruh terhadap perubahan ini adalah terbatasnya keterasediaan buruh dan naikknya ongkos produksi di dua negara produsen sepatu sebelumknya; Taiwan dan Korea Selatan. Selanjutnya, pada kisaran waktu yang sama tahun 1988, baik Korea Selatan maupun Taiwan kehilangan pasar Amerika, setelah di hilangkannya General System Preferences GSP. GSP adalah kebijakan perdagangan suatu negara yang memberi pemotongan bea masuk impor terhadap produk ekspor negara penerima. Ini merupakan kebijakan perdagangan sepihak unilateral yang umumnya dimiliki negara maju untuk membantu perekonomian negara berkembang, tetapi tidak bersifat mengikat bagi negara pemberi maupun penerima. Negara pemilik program GSP bisa bebas menentukan negara mana dan produk apa yang akan diberikan pemotongan bea masuk impor. Sejauh ini, Indonesia sudah menerima GSP dari beberapa negara termasuk AS, negara-negara di Uni Eropa dan Australia. GSP dan Most Favoured Nation " MFN berada di bawah lingkup WTO. Merespon penghilangan GSP, industri sepatu global memindahkan basis produksinya dari Taiwan dan Korea Selatan ke lokasi baru seperti semenanjung timur Cina, Vietnam dan Indonesia. Perpindahan tersebut bertujuan untuk mendapatkan ongkos produksi yang lebih murah, ketersediaan pasokan sumber daya tenaga kerja yang berlimpah dan murah dan peningkatan kapasitas produksi baru. Di Indonesia, beberapa perusahaan subkontrakor dari Taiwan dan Korea Selatan adalah perusahaan pemegang lisensi untuk membuat berbagai merek sepatu terkenal; Nike dan Adidas. Beberapa perusahaan sepatu luar negeri yang telah membangun pabriknya di Indonesia antara lain; Clark, Timberland, Echo, dan Fortuna. Korindo- sebuah perusahaan asal Korea di Indonesia – membangun pabrik sepatunya di Indonesia pada 1985. Perusahaan sepatu dan pakaian raksasa Nike membangun pabrik pertamanya di Indonesia pada 1988. Menarik untuk mencatat, mungkin bukan kebetulan, Asosiasi Pengusaha Industri Sepatu Indonesia Aprisindo berdiri pada tahun yang sama. Jumlah Buruh Industri Sepatu Industri alas kaki sepatu Indonesia masuk dalam empat besar produsen alas kaki dunia di bawah Tiongkok, India, dan Vietnam. Dengan produksi 1,41 miliar pasang sepatu pada tahun 2018, Indonesia berkontribusi sekitar 4,6% terhadap total produksi sepatu dunia. Industri alas kaki Indonesia mampu menapaki kemampuannya di kancah global dengan menghasilkan beragam produk yang berkualitas dan inovatif. Saat ini jumlah industri alas kaki sepatu di Indonesia tercatat ada unit usaha yang meliputi sebanyak unit usaha merupakan skala kecil, kemudian 441 unit usaha skala menengah, dan 155 unit usaha skala besar. Dari belasan ribu unit usaha tersebut, serapan tenaga kerja telah mencapai orang, dan kira-kira terdapat 1 juta orang yang bekerja di industri yang menopang industri persepatuan. Sayangnya tidak ada data resmi tentang komposisi jender. Tapi secara luas diketahui jika sektor garmen, tekstil dan sepatu mempekerjakan lebih banyak buruh perempuan. Sebagai garmbaran kasar, dari buruh di 20 pabrik yang memproduksi merek Nike dan Converse di Indonesia, presentasi buruh perempuan mencapai 75 persen. di olah dari data yang dimuat di website Nike Industri alas kaki sepatu merupakan salah satu sektor manufaktur andalan yang mampu memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional. Ini tercemin dari pertumbuhan kelompok industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki yang mencapai 9,42% pada tahun 2018 atau naik signifikan dibandingkan tahun 2017 sekitar 2,22%. Capaian itu melampaui pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5,17%. Ekspor alas kaki sepatu Indonesia juga mengalami peningkatan hingga 4,13%, dari tahun 2017 sebesar US$ 4,91 miliar menjadi US$ 5,11 miliar di 2018. Strukur Industri Sepatu Berdasarkan skalanya, ada dua jenis pemain dalam industri sepatu di Indonesia produsen sepatu berbasis rumahan dan industri sepatu menengah sampai besar yang mempekerjakan lebih dari 20 orang – sebagaimana BPS membagi industri kedalam empat kategori Mikro 1-4 buruh, kecil 5-19 buruh, menengah 20-99 buruh, dan besar mempekerjakan lebih dari 99 buruh. Seperti disebutkan sebelumnya industri rumahan memproduksi sepatu dengan menggunakan tangan hand-made. Bisa ditemukan di Cibaduyut, Bogor, Garut, Tasikmalaya Jawa Barat, dan Jombang, pesisir Surabaya dan Jogjakarta. Biasanya bengkel industri rumahan tersebut mendapatkan modal dan bahan baku kulit, lem dll, serta menerima order dari industri sepatu yang lebih besar, yang biasanya juga memiliki toko sepatu atau memiliki koneksi dengan jaringan pembeli besar atau perusahaan pemegang merek. Industri rumahan memasok pasar domestik, atau memenuhi kebutuhan pasar lokal kecil, seperti memasok sandal untuk hotel atau sepatu untuk pegawai negeri sipil. Sampai tahun 2000, bengkel sepatu di kampung Jomin Kabupaten Karawang Jawa Barat juga memasok bagian sepatu alas bawah dan atas untuk perusahaan Bata, yang membuka pabrik barunya di dekat kota Purwakarta. Industri sepatu Jomin kemudian bangkrut setelah Bata menghentikan ordernya. Jumlah buruh pada industri rumahan ini sangat fluktuatif naik turun, tergantung dari permintaan pasar. Permintaan pasar naik pesat, biasanya saat menjelang idul fitri. jumlah orang yang direkrutpun akan bertambah. Saat musim permintaan turun, bengkel-bengkel tersebut akan tutup atau bergabung dengan bengkel lain menjadi satu bengkel. Sehingga, sangat sulit untuk mengetahui jumlah pasti buruh pada industri sepatu rumahan. Produsen sepatu rumahan kadang-kadang bergabung dalam sebuah koperasi – seperti asosiasi dengan tingkat lokal di kota mereka. Hanya sebagian kecil dari mereka yang terdaftar sebagai anggota Aprisindo. Aprisindo umumnya beranggotakan perusahaan manufactur besar pemasok ragam komponen dan perusahaan dagang. Seperti tercatat oleh Badan Pusat Statistik BPS, dari tahun 2005-2012 , jumlah perusahaan sepatu menengah-besar berkisar antara 500-800 perusahaan. Diperkirakan 633 perusahaan berdiri tahun 2012. Sejarah Aprisindo jelas berhubungan dengan arus relokasi banyak perusahaan manufactur pemasok sepatu dari Taiwan dan Korea Selatan ke Indonesia. Hal ini seiring dengan perusahaan-perusahaan pemegang merek raksasa seperti Nike memindahkan basis produksinya ke China, Vietnam dan Indonesia. Pada sebuah wawancara media pada November 1994, Tony Nava, perwakilan perusahaan Nike di Indonesia mengatakan, bahwa terdapat 11 perusahaan kontraktor utama di Indonesia, dan puluhan subkontraktor. Perusahaan-perusahaan itu adalah mantan kontraktor Nike dalam jangka panjang yang sebelumnya beroperasi di Kores Selatan dan Taiwan. Perusahaan-perusahaan tersebut pun pada saat yang sama memproduksi merek lain seperti Reebok, Adidas. Fila dan Puma. Pengaruh Nike dan Adidas dalam Aprisindo juga jelas terlihat dalam website resmi Aprisindo. Sementara perusahaan lain hanya terdaftar sebagai anggota biasa, dua perusahaan Adidas Sourcing Limited dan PT. Nike Indonesia disebutkan sebagai angota asosiasi langsung lihat; Dua anggota Aprisindo yang bukan perusahaan manufactur langsun. Kedua perusahaan tersebut berkonsentrasi lebih pada kontrol mutu quality control, mengawasi proses produksi yang di outsource-kan keberbagai perusahaan produksi sepatu dan pakaian, dan dalam hal pengiriman melalui kapal ke pasar global. Ketika industri menjadi semakin berorientasi ekspor, Indonesia menjadi semakin penting sebagai basis produksi Nike dan Adidas. Pada tahun fiskal 2012, sebagaimana di rilis dalam Annual Report tahun 2013 Nike Inc, sekitar 20 kontrak pabrik di Indonesia memproduksi sekitar 24 persen dari total sepatu Nike. Sementara Group Adidas juga meng-outsource-kan hampir 100 persen produksinya pada pemasok. Berdasarkan pada Annual Report Adidas Group tahun 2012. Pada tahun 2012, Group Adidas memproduksi 224 juta pasang sepatu, dan 26 persen dari jumlah tersebut paling sedikit dikerjakan oleh 60 perusahaan di Indonesia. Beberapa perusahaan manufactur sepatu di Indonesia dimiliki oleh perusahaan lokal dalam negeri. PT. Hardaya Aneka Shoes Industry HASI dan PT. Nagasaki Paramshoes industry Nasa adalah dua perusahaan yang di miliki oleh pengusaha dalam negeri yang mendapatkan kontrak untuk memasok Nike. Beberapa perusahaan sepatu besar asal Taiwan telah membuka pabriknya di Indonesia, antara lain; Pou Chen Corporation, Feng Tay Enterprise, Ching Luh Shoes Co, Dean Shoes Co, dan Ever Rite International Co Ltd. Perusahaan manufactur sepatu raksasa Pou Chen mendirikan pabrik nya di Indonesia sejak 1992, mewakili masuknya gelombang investasi dari Taiwan pada periode 1990an. Dengan total buruh mencapai Pou Chen menjadi perusahaan Taiwan terbesar di Indonesia. Dua perusahaan ini, Pou Chen dan Feng Tay memasok 45 persen sepatu Nike di seluruh dunia. Perusahaan manufactur sepatu asal Taiwan lainnya yang lebih kecil seperti; Nangkang, baru masuk ke Indonesia pada tahun 2010. Menurut Harijanto anggota dewan Aprsindo, sekitar 70 persen perusahaan manufactur sepatu dengan skala menengah – besar dimiliki oleh modal asing. [rd-gsbi2021] Sumber tulisan; dari buku “Dari Mana Pakaianmu Berasal? Upah dan Kondisi Kerja Buruh Industri Garmen, Tekstil dan Sepatu di Indonesia”. terbitan Lembaga Informasi Perburuhan Sedane LIPS 2016.
sebutkan pekerja dalam industri sepatu